Sabtu, 16 Juli 2011

[Fanfic] Message (Between You and Me)

Title : Message (Between You and Me)

Author : mellchaaa a.k.a Ms. Park

Pairing : Henry x Sungmin / slight Kyuhyun x Sungmin

Genre : Romance

Disclaimer : I own nothing but the plot and the story. The cast(s) were belong to God.

Warning : Genderswitch and maybe OOC. Based on my true story.

.

Message (Between You and Me, There's Something But Nothing)

.

Henry tersenyum penuh arti setelah membaca ulang pesan yang baru saja ia ketik untuk Sungmin, perempuan yang sudah berhasil mengikat hatinya. Dengan pasti ia mengklik tombol send dan memastikan pesannya terkirim atau tidak.

Message delivered!

Henry tersenyum penuh arti, kebahagiaan membuncah di hatinya. Sungguh ia tidak menyangka kalau hidupnya akan seindah ini, gadis yang selama ini ia cintai juga ternyata mencintainya.

.

To Sungmin :

Ne, chagi.. Nado saranghae :)

Kamu tidur saja, pasti capek kan seharian tanding basket? Lagipula sudah malam loh, kamu istirahat saja.. Aku nggak mau kamu sakit loh ya :(

Good night, chagi.. Saranghaeyo :*

.

Sungmin berjalan riang menyusuri koridor sekolah yang tampak ramai sekarang, kira-kira 15 menit lagi kelas akan dimulai. Kedua tangannya memeluk beberapa buku tebal dan tersenyum kepada semua orang yang ada di dekatnya.

Sungmin memang selalu begini, ia selalu ramah pada banyak orang. Tersenyum dan suara cemprengnya yang ceria memang menjadi ciri khasnya. Tak sedikit orang yang menyukainya.

Gadis berambut blonde panjang ini selalu ingin bersahabat dengan semua orang, ia benci mempunyai musuh. Walaupun sudah lebih dari separuh murid namja di sekolahnya ditolak olehnya, ia menolaknya dengan halus. Dengan alasan sudah menyukai orang lain yang bahkan Eunhyuk—namja yang merupakan sahabat dekatnya tidak tahu siapakah namja beruntung itu.

Semuanya terbongkar ketika ia dipergoki Amber saling berkirim pesan dengan seorang namja manis di kelasnya—Henry Lau.

Seluruh murid angkatan Sungmin dan Henry memang sudah mengetahui kedekatan yang terjadi pada pasangan ini, namun tidak satupun dari mereka tahu kalau mereka sudah mempunyai ikatan. Pada kenyataannya memang benar, mereka sama sekali tidak mempunyai hubungan apa-apa.

Saling mencintai, iya. Tapi tidak satupun dari mereka yang berusaha menegaskan hubungan mereka yang terbilang sangat dekat ini.

.

To Henry :

Benarkah? Masa aku peri untukmu? :)

Hmm, buatku.. Kamu itu pangeran dari negeri dongeng untukku :D

Pangeran yang sangat tampan yang jadi idola banyak yeojya di sekolah, cerdas dan murah hati.. Aku memang menyukai tipe lelaki seperti itu :D

Karena sejak awal aku memang sayang kamu, dear..

Aku nggak pernah membayangkan kalau-kalau laki-laki yang aku suka juga menyukaiku, kau ini kan dingin sekali sama perempuan.. Haha :D

Saranghaeyo, chagiya.. :*

.

Henry memang sudah menyukai Sungmin sejak awal masuk sekolah, ia yang notabene murid baru di Seoul bertemu dengan Sungmin yang menjadi teman pertamanya saat di Korea.

Henry dan Sungmin memang sering dikabarkan menjadi sepasang kekasih sebelum mereka tahu perasaan masing-masing—saling berkirim pesan. Tapi mereka selalu membantah dengan rona merah yang menghiasi kedua pipi mulus mereka.

Henry sempat putus asa dan mengubur perasaannya jauh di dalam hatinya ketika di semester kedua tahun pertama di tingkat 10, Sungmin menjalin hubungan dengan ketua OSIS sekolah bernama Choi Siwon.

Ia tahu kali ini adalah saatnya ia mengalah, karena selama 5 bulan masa pacaran Siwon dan Sungmin, gadis berambut pirang pendek seleher itu tidak pernah bicara banyak dengannya.

Henry sudah putuskan, ia mengalah.

.

To Sungmin :

Jeongmal saranghaeyo, Lee Sungmin..

Aku benar-benar mencintaimu, kurasa.. Rasa cintaku padamu ini akan membunuh diriku sendiri :P

Promise me, don’t leave me, okay?

Because i will never leave you, i do and i will always love you, baby..

.

Sungmin tertawa lepas ketika ia melihat hasil tugas seni rupa yang Henry gambar. Sebuah burung phoenix yang harusnya membentangkan sayapnya dengan gagah, kini ditimpa dengan gambar burung phoenix dengan paruh yang bengkok dan bulu-bulu sayapnya yang terlihat rontok.

“Mwahahahaha!!”

“Berisik, gambarmu juga jelek kok!” Henry menutup buku gambarnya dan memasukkannya ke laci mejanya sambil cemberut. Namun Sungmin masih terus tertawa, “iya deh iya.. Kamu kan memang jago gambar!”

“Mwahahahaha!!”

Henry memutar bola matanya pada Sungmin yang kini tengah memegangi perutnya dengan sebelah tangannya lagi memukul-mukul meja dengan keras, jangan lupakan tawanya yang sangat khas itu. Membuat Henry geli sendiri dan ikut tertawa.

“Henry ada-ada saja!” seru Sungmin sambil mengguncang-guncang bahu Henry, tubuh mungilnya kini benar-benar menumpu pada kursi, sama halnya dengan Henry.

Tanpa Sungmin sadari kursi besi yang ia duduki patah.

“Hahaha—“

BRUGH

“KYAAA!!”

Sungmin jatuh ke atas lantai dengan posisi terlentang dan Henry diatasnya dengan kedua tangannya menahan bobotnya.

Wajah mereka hanya berjarak kurang dari 10 cm. Entah apa yang merasuki diri Henry, ia memajukan wajahnya hingga kedua hidung mereka bersentuhan. Sungmin yang sepertinya sudah paham dengan kondisi seperti ini memejamkan matanya tanpa peduli kalau-kalau Henry mendengar degup jantungnya yang sangat cepat.

Henry baru saja akan mengecup bibir Sungmin ketika..

“EHEM!”

Eunhyuk dengan kedua tangan tersilang di depan dada memandang malas ke arah mereka berdua.

.

To Henry :

Nado saranghae, chagiya..

Oh ya, kalau aku bilang aku tidak menyayangimu lagi bagaimana? :P

Apa kamu akan terus menyayangiku? :D

Hihihi ~

.

Henry tertawa membacanya, jari-jarinya dengan cekatan membalas pesan Sungmin. Tanpa ia dan Sungmin sendiri tahu bahwa sesuatu yang sangat menyesakkan akan menemui mereka.

.

To Sungmin :

Andwae, aku nggak akan sayang lagi sama kamu :D

Hahaha, bercanda chagiya..

Apapun keadaannya aku akan terus menyayangimu..

Walau suatu saat nanti kamu tidak menyayangiku lagi..

Aku, hati ini dan perasaanku nggak akan berubah.. Aku janji aku akan selalu menyayangimu, pegang kata-kata aku ini. Aku nggak mungkin ingkari janji aku yang satu ini.

Karena memang aku sangat mencintaimu..

.

Henry hanya diam memandangi Sungmin dan salah satu senior mereka sedang bercengkrama dengan riang, Sungmin dan Kyuhyun.

Ini bukan kali pertama Henry mendapati Sungmin dan Kyuhyun bersama, mereka berdua memang selalu berada di kelompok yang sama saat ada tugas bersama. Seperti sekarang ini, tugas membersihkan taman sekolah, atau tugas-tugas sebelumnya seperti saat ada bazaar sekolah—Kyuhyun dan Sungmin selalu satu kelompok, itu menyebalkan.

Sungmin tampak ceria sekali ketika mengejar Kyuhyun yang tadi mengacak-acak dedaunan kering yang sudah susah payah Sungmin sapu. Senior mereka juga sama, ia tampak senang sekali menggoda Sungmin.

“Jealous, ya?” tanya Donghae tiba-tiba muncul tepat di depan Henry.

“Jealous? Andwae! Kenapa aku harus jealous? Hyung ada-ada saja!” bohongnya sambil berjalan meninggalkan Donghae yang memandang Henry dengan pandangan ada-yang-aneh-dengan-anak-itu.

.

To Henry :

Henry, mianhae hari ini aku ada urusan keluarga di Mokpo. Jadi lain kali saja, ya?

Nggak marah, kan?

Dan sepertinya aku akan pulang malam dan pasti akan sibuk sekali, maaf.. Aku nggak bisa balas pesan-pesanmu sepertinya.

Kamu jadinya di rumah sendirian? Harusnya kamu ikut ayah dan ibumu saja ke Busan.. Jadinya kamu sendiri kan :(

Aku nggak bisa nemenin kamu, jeongmal mianhae..

.

Sungmin menghela nafas panjang ketika mengirim pesan tersebut. Sesak benar-benar memenuhi rongga dadanya, sulit sekali untuk bernafas.

Ia berbohong.

Untuk pertama kalinya ia berbohong pada Henry.

Ia memang ada urusan keluarga ke Mokpo, tapi ia tidak ikut pergi kesana. Ia masih berada di kamarnya sambil berkutat dengan handphone-nya. Ia tidak mungkin berkata bahwa ia membatalkan acara jalan-jalannya dengan Henry karena akan pergi dengan namja lain, bukan?

Mau dikata seperti apapun, Sungmin memang menyayangi Henry.

Tapi sepertinya Sungmin baru menyadari rasa sayangnya pada Henry itu rasa sayang yang seperti apa. Ia menyayangi Henry lebih dari teman-temannya yang lain ataupun Eunhyuk, tapi tidak untuk cinta.

Ia hanya menyayangi Henry. Hanya sayang padanya, bukan cinta. Cinta dan sayang itu beda jauh, bukan?

.

To Sungmin :

Minnie..

Kemana saja? Sudah berapa hari kamu tidak menghubungiku..

Miss you, Minnie :(

.

Henry terdiam memandangi handphone-nya. Rasa panas mulai menjalar di matanya, hatinya sakit, jantungnya berdegup dengan kencang, rasanya seperti terbawa gulungan ombak lalu dihempaskan di batu karang. Lebih parah dari itu, hatinya hancur menjadi kepingan yang tak terhingga.

PRANG

Saat itu juga handphone Henry menghantam lantai dingin dengan intensitas yang kuat dan cepat, menyisakan pecahan-pecahan handphone nya yang kondisinya tidak jauh lebih baik daripada hatinya.

Ia hancur.

Tidak pernah sehancur ini.

.

To Henry :

Henry, aku mau jujur..

Aku sudah resmi jadian dengan Kyuhyun oppa lusa kemarin..

Mianhae..

.

“Haa, yang benar saja Minnie-yah jadian dengan Kyuhyun oppa? Ah, aku minta pajak jadiannya!” seru Luna girang sambil bergelayut di bahu Sungmin.

“Yang benar jadian?”

“Longlast, ya!”

“Aku nggak nyangka, kayaknya kalian juga jarang ngobrol, deh?”

“Jadi princess of aegyo kita sekarang sama Kyuhyun-sunbae, nih.. Lalu, Henry-yah kau kemanakan?”

Satu komentar yang paling terakhir di dengar Sungmin, komentar yang paling menohok hatinya yang paling dalam. Amber sukses membuatnya galau saat itu juga. Sungmin hanya tersenyum pahit menanggapi teman sekelasnya yang cukup akrab dengannya itu, Amber juga orang yang pertama tahu isi pesan-pesan antara Sungmin dan Henry. Amber tahu segala sesuatu tentang Henry dan Sungmin.

“Nah loh, Henry sakit hati nanti..” goda Victoria sambil memandang wajah Sungmin—yang entah kenapa tiba-tiba menjadi pucat.

BRAK

Pintu kelas menjeblak terbuka dengan keras, sosok Henry—yang kini tampak urakan berjalan memasuki kelas sambil menenteng tasnya di bahu kirinya. Memandang Sungmin sekilas lalu duduk di tempatnya, memasang kedua earphone di kedua telinganya yang sudah tersambung dengan ipod.

Henry tidak pernah seperti itu. Mata Henry tidak pernah seredup itu.

Sungmin terhenyak di tempatnya, rasa sesak lagi-lagi seakan-akan memaksanya untuk mati disana saat itu juga.

.

To Sungmin :

Oh, begitu..

Chukkae, Min..

Semoga kau bahagia dengannya..

.

“Loh, Henry kenapa berhenti?” tanya Donghae yang sejak tadi berjalan di belakang Henry. “Ayo cepat ambil motormu! Kita terlambat futsal, nih!”

Henry terdiam di tempatnya ketika kaki-kaki jenjangnya berjalan menuju tempat tujuannya. Shit, umpatnya. Haruskah ia melihat keadaan itu di depan matanya? Sungmin tampak bahagia sekali dengannya, dan itu membuatnya sakit.. Sekali.

Omelan Donghae sukses mengalihkan pembicaraan Sungmin dan Kyuhyun yang kelihatannya menyenangkan tadi, kini Sungmin mendapati Henry berjalan lurus ke motornya yang terparkir di sebelah motor Kyuhyun. Dingin, hanya satu kata itu yang mampu mendeskripsikan ekspresi dan sorot mata Henry saat ini.

“Ehem, ternyata ada yang lagi berduaan.. Aduh, maaf kalau aku dan Henry mengganggu. Ayo pergi!” goda Donghae sambil terkikik geli—tanpa mengerti perasaan Henry—dan langsung menaiki motor Henry yang sudah dengan posisi menyala.

“Kami duluan, sampai jumpa besok!”

BRUMMMM

Senyum Sungmin yang tadi terkembang sempurna saat Donghae pamit kini menghilang seketika, terganti dengan raut kepahitan dan penuh rasa bersalah. Rasanya hanya dengan memandang wajah Henry yang dingin seperti itu, rasa bersalah yang sangat besar langsung melesak ke dalam diri Sungmin.

Segores luka berhasil tertoreh di hati Sungmin.

Namun ribuan pisau sangat berhasil menyayat dan mencabik hati Henry sampai kini.

.

To Sungmin :

Aku tidak marah kalau kau sekarang sudah bersama dengannya, tidak akan.. Kita tidak terikat apapun, bukan?

Oh, maksudku aku dan kau.. Karena sekarang sudah tidak ada kita lagi, hanya kau dan aku.

Aku tidak akan marah atau benci padamu, aku malah bahagia.

Aku akan selalu bahagia apabila gadis yang aku cintai bahagia pula.

Aku tidak akan egois membiarkanmu hanya denganku, kau berhak memilih jalan hidupmu sendiri.

Minnie..

Aku akan selalu seperti Henry Lau yang dulu, tidak akan berubah.

Aku akan selalu menunggumu, dear..

Tidak peduli berapa lama aku harus menunggu, aku akan menunggumu sampai kapanpun.

Berbahagialah dengannya..

Henry.

.

THE END

3 komentar:

  1. #ngelap ingus

    Kok the end sih??? Aku msh pngen liat Henry di siksa lahir dan batin(?)

    Mksih dah mngobati krinduanku trhdap angst..

    BalasHapus
  2. HUWAA..............
    terhura bener aku..

    BalasHapus
  3. hiksss.....3x bkiin seq.x!!!! yg ntar hen2 5 Mimi
    *dtndang..

    BalasHapus